Pada tanggal 16 april 2014, kami melihat
pagelaran seni karawitan di Universitas Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI
Surakarta). Disana kami di suguhkan dengan berbagai pertunjukan seni karawitan
dari berbagai komposer. Beberapa diantaranya ialah Klutekan, Trenyuh yang
dipimpin oleh komposer Jasno, Randha yang dipimpin oleh komposer Kukuh,
Ngedhablu yang dipimpin oleh komposer Suryo. Pada malam itu pertunjukan yang
ditampilkan sangat menarik, hingga saya menonton pagelaran tersebut hingga
akhir. Suatu pengalaman bisa menonton pegelaran seni karawitan untuk pertama
kalinya.
Kali
ini saya akan memberikan beberapa kalimat untuk merangkum apa yang saya lihat
di pertunjukan tersebut. Pertama saya akan membahas tentang pertunjukan
kluthekan yang ditampilkan oleh komposer Bagus. Disini tema yang diambil ialah
seni karawitan dengan menggunakan barang- barang seperti gelas, botol sirup dan
peralatan-peralatan masak lainnya. Dipadukan menjadi sebuah musik yang asyik
dan menarik untuk dilihat dan ddi dengar oleh penonton. Pertunjukan ini dibuat
seperti sebuah drama yang diiringi dengan sebuah musik dari botol sirup ataupun
botol fanta. Drama yang diambil ialah tentang sebuah keluarga yang berjualan tahu
kupat. Pada beberapa waktu mereka bernyanyi dengan para pelanggan dengan
iringan musik yang nyaring, iringan musik yang nyaring itu di keluarkan dari
bunyi botol sirup dan botol fanta tersebut. Botol fanta dan botol sirup bisa
memiliki suara yang berbeda-beda karena masing-masing botol diisi dengan air
dengan volume yang berbeda, jadi suara yang dihasilkan pun menjadi komposisi
yang menarik untuk dimainkan. Untuk membunyikan botol-botol sirup dan fanta itu
tadi, mereka menggunakan berbagai macam gaya, seperti ada yang menggunakan
stik, ada yang menggunakan sandal bekas dan ada pula dengan meniup dari samping
lubang botol tersebut. Benar-benar memiliki sebuah kreativitas yang tinggi.
Saya berpikir pertunjukan ini berhasil karena totalitas pemain pada drama
tersebut.
Busana
yang mereka kenakan pun berbeda, si penjual dan pembeli mengenakan pakaian
harian, sedangkan untuk pengiring musik mereka mengenakan busana adat jawa. Penempatan
peralatan mungkin agak sedikit berantakan pada pertunjukan tersebut jadi itu
membuat jalannya pertunjukan menjadi kurang srek di hati saat menonton, itu
untuk saya karena kebiasaan hidup rapi yang saya jalani, bagi yang lain itu
mungkin tidak masalah. Tapi keseluruhan pada pertunjukan Kluthekan ini sangat
menghibur dengan sebuah kreativitas yang tinggi. Sebuah pengalaman dapat
menyaksikan pertunjukkan yang begitu kreatif dalam pagelaran seni karawitan.
Kemudian
yang kedua ialah Trenyuh yang di komposeri oleh Jasno, lahir di boyolali, 24
april 1986, lulus SD Sruni pada tahun 1999, lulus SMP N Musuk 2 pada tahun
2002, lulus SMK N 8 Surakarta pada tahun 2006.
Pertunjukkan
kali ini mereka menggunakan peralatan gamelan jawa, seperti yang terdapat pada
gambaar di atas, mereka memainkan musik gamelan mereka memaikan dengan begitu
lihainya. Seragam hitam yang membuat mereka padu dengan teater besar di
Universitas ISI Surakarta. Penataan peralatan gamelan yang rapi pun membuat
pertunjukan mereka lebih asyik di tonton, dengan anggota laki-laki semua, dapat
mempermudah komunikasi untuk memadukan suara yang di hasilkan dari gamelan
tersebut. Jasno sendiri duduk di tempat tertinggi dari pada kawan-kawannya
untuk memimpin pertunjukan tersebut.
Yang
ketiga ialah Randha yang di komposeri oleh Kukuh Yuwono Basuki, lahir di
Karanganyar, 21 Juni 1991, riwayat pendidikannya di SD N 2 Sumberejo, SMP N 2
Kerjo, SMK N 8 Surakarta.
Kukuh dan teman-temannya memainkan
gamelan jawa juga, tapi kali ini ada seorang penyanyi yang berada di tengah.
Dengan peralatan seperti suling, gendang dll, mereka mengisinya dengan seorang
penyanyi, pada waktu itu yang membuat saya kagum adalah penyanyinya, ia hafal
dengan panjangnya lagu yang harus ia nyanyikan tanpa salah dan sangat lancar
dalam menyajikannya. Dengan busana batik menambah kekentalan adat jawanya.
Mereka sangat kompak dalam memainkan musik gamelan tersebut bekerja sama dengan
sindennya. Ini sangat bagus, terutama pada penyanyi yang dapat menghafal
panjang lagu yang berkisar 20 menitan untuk menyajikannya. Dan yang memainkan
kendang sangat atraktif, itu seperti membuat saya ingin di ajari bagaimana cara
yang benar dalam memainkan kendang seperti yang di mainkan orang tersebut.
Itulah beberapa kalimat yang dapat
saya bahas pada tugas kali ini, masih banyak sajian-sajian yang di berikan pada
tanggal 16 april 2014 tersebut, namun hanya 3 halaman saja yang dapat saya
tulis di dalam tugas ini. Terima kasih atas pengalaman yang coba diberikan
bapak dosen Waluyo. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
SEKIAN