Minggu, 29 Juni 2014

Liputan Karawitan



Pada tanggal 16 april 2014, kami melihat pagelaran seni karawitan di Universitas Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta). Disana kami di suguhkan dengan berbagai pertunjukan seni karawitan dari berbagai komposer. Beberapa diantaranya ialah Klutekan, Trenyuh yang dipimpin oleh komposer Jasno, Randha yang dipimpin oleh komposer Kukuh, Ngedhablu yang dipimpin oleh komposer Suryo. Pada malam itu pertunjukan yang ditampilkan sangat menarik, hingga saya menonton pagelaran tersebut hingga akhir. Suatu pengalaman bisa menonton pegelaran seni karawitan untuk pertama kalinya.
Description: F:\DCIM\100CANON\IMG_5875.JPG
            Kali ini saya akan memberikan beberapa kalimat untuk merangkum apa yang saya lihat di pertunjukan tersebut. Pertama saya akan membahas tentang pertunjukan kluthekan yang ditampilkan oleh komposer Bagus. Disini tema yang diambil ialah seni karawitan dengan menggunakan barang- barang seperti gelas, botol sirup dan peralatan-peralatan masak lainnya. Dipadukan menjadi sebuah musik yang asyik dan menarik untuk dilihat dan ddi dengar oleh penonton. Pertunjukan ini dibuat seperti sebuah drama yang diiringi dengan sebuah musik dari botol sirup ataupun botol fanta. Drama yang diambil ialah tentang sebuah keluarga yang berjualan tahu kupat. Pada beberapa waktu mereka bernyanyi dengan para pelanggan dengan iringan musik yang nyaring, iringan musik yang nyaring itu di keluarkan dari bunyi botol sirup dan botol fanta tersebut. Botol fanta dan botol sirup bisa memiliki suara yang berbeda-beda karena masing-masing botol diisi dengan air dengan volume yang berbeda, jadi suara yang dihasilkan pun menjadi komposisi yang menarik untuk dimainkan. Untuk membunyikan botol-botol sirup dan fanta itu tadi, mereka menggunakan berbagai macam gaya, seperti ada yang menggunakan stik, ada yang menggunakan sandal bekas dan ada pula dengan meniup dari samping lubang botol tersebut. Benar-benar memiliki sebuah kreativitas yang tinggi. Saya berpikir pertunjukan ini berhasil karena totalitas pemain pada drama tersebut.
            Busana yang mereka kenakan pun berbeda, si penjual dan pembeli mengenakan pakaian harian, sedangkan untuk pengiring musik mereka mengenakan busana adat jawa. Penempatan peralatan mungkin agak sedikit berantakan pada pertunjukan tersebut jadi itu membuat jalannya pertunjukan menjadi kurang srek di hati saat menonton, itu untuk saya karena kebiasaan hidup rapi yang saya jalani, bagi yang lain itu mungkin tidak masalah. Tapi keseluruhan pada pertunjukan Kluthekan ini sangat menghibur dengan sebuah kreativitas yang tinggi. Sebuah pengalaman dapat menyaksikan pertunjukkan yang begitu kreatif dalam pagelaran seni karawitan.
            Kemudian yang kedua ialah Trenyuh yang di komposeri oleh Jasno, lahir di boyolali, 24 april 1986, lulus SD Sruni pada tahun 1999, lulus SMP N Musuk 2 pada tahun 2002, lulus SMK N 8 Surakarta pada tahun 2006.
Description: F:\DCIM\100CANON\IMG_5900.JPG
            Pertunjukkan kali ini mereka menggunakan peralatan gamelan jawa, seperti yang terdapat pada gambaar di atas, mereka memainkan musik gamelan mereka memaikan dengan begitu lihainya. Seragam hitam yang membuat mereka padu dengan teater besar di Universitas ISI Surakarta. Penataan peralatan gamelan yang rapi pun membuat pertunjukan mereka lebih asyik di tonton, dengan anggota laki-laki semua, dapat mempermudah komunikasi untuk memadukan suara yang di hasilkan dari gamelan tersebut. Jasno sendiri duduk di tempat tertinggi dari pada kawan-kawannya untuk memimpin pertunjukan tersebut.
            Yang ketiga ialah Randha yang di komposeri oleh Kukuh Yuwono Basuki, lahir di Karanganyar, 21 Juni 1991, riwayat pendidikannya di SD N 2 Sumberejo, SMP N 2 Kerjo, SMK N 8 Surakarta.
Description: F:\DCIM\100CANON\IMG_5928.JPG
            Kukuh dan teman-temannya memainkan gamelan jawa juga, tapi kali ini ada seorang penyanyi yang berada di tengah. Dengan peralatan seperti suling, gendang dll, mereka mengisinya dengan seorang penyanyi, pada waktu itu yang membuat saya kagum adalah penyanyinya, ia hafal dengan panjangnya lagu yang harus ia nyanyikan tanpa salah dan sangat lancar dalam menyajikannya. Dengan busana batik menambah kekentalan adat jawanya. Mereka sangat kompak dalam memainkan musik gamelan tersebut bekerja sama dengan sindennya. Ini sangat bagus, terutama pada penyanyi yang dapat menghafal panjang lagu yang berkisar 20 menitan untuk menyajikannya. Dan yang memainkan kendang sangat atraktif, itu seperti membuat saya ingin di ajari bagaimana cara yang benar dalam memainkan kendang seperti yang di mainkan orang tersebut.
            Itulah beberapa kalimat yang dapat saya bahas pada tugas kali ini, masih banyak sajian-sajian yang di berikan pada tanggal 16 april 2014 tersebut, namun hanya 3 halaman saja yang dapat saya tulis di dalam tugas ini. Terima kasih atas pengalaman yang coba diberikan bapak dosen Waluyo. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh

SEKIAN